Mohon Maaf, Blog Ini Masih dalam Perbaikan

Skrining Dan Penentuan Stadium Kanker


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
            Penentuan stadium dan klasifikasi yang baik kemungkinan ahli klinis menentukan terapi yang tepat untuk pasien yang sangkutan agar lebih tepat mengefaluasi hasil terapi dan membandingkan statistik yang dilaporkan dari berbagai institut yang ada.
Sistem TMN bisa digunakan untuk semua kanker.
  1. Kanker kepala dan leher
  2. Kanker paru-paru
  3. Kanker payudara
  4. Kanker prostat 
  5. Kanker kandung kemih
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan penyakit kanker?
2.      Bagaimana cara menentukan stadium kanker?
C.      Tujuan Penulisan
            Untuk mendapatkan atau memperoleh pengalaman yang nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan skrining dan penentuan stadium kanker yang dilaksanakan tanggal 11 Januari 2009 di Rumah Sakit Polewali. Dengan menggunkana Asuhan Keperawatan.
D.      Manfaat Penelitian
1.    Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan Universitas Sulawesi Barat.
2.    Merupakan pegangan atau dokumentasi untuk perawat di Rumah Sakit Polewali.
3.    Dapat menambah kemampuan dan keterampilan bagi penulis dalam memberikan asuhan keperawatan pada skrining dan penentuan stadium kanker.
E.       Hipotesis
-       Penyakit tersebut harus menimbulkan morbilitas atau martalitas serius diantara para penderita.
-       Riwayat alami dari penyakit selama fase tersebut.
-       Fase freklinis tersebut umu ditemui diantara sekelompok masyarakat yang terseleksi.
-       Terapi harus lebih efektif pada pasien yang ditemukan berdasarkan hasil skrining dibandingkan kelompok lain yang telah memperlihatkan gejala-gejala.



 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Pengertian Skrining Kanker
            Skrining kanker didefenisikan sebagai aplikasi tes-tes yang tidak mahal dan sederhana terhadap kelompok luas masyarakat untuk menentukan tanda-tanda dini kanker tujuannya adalah mengurangi morbilitas dan martalitas dengan deteksi dan terapi dini.
B.       Penentuan Stadium Kanker
            Penentuan stadium kanker berdasarkan konsep bahwa tumor prime akan membesar dengan cepat dan pada saat tertentu melibatkan kelenjar linfe regionlan dan akhirnya menimbulkan metastase jauh, ketiga kejadian penting dalam kehidupan tumor kanker ini. Pertumbuhan, penyebaran menuju kelenjar linfe dan metastase, digunakan dalam prosedur penentuan stadium kanker sebelum dimulainya terapi, dan menggambarkan tingkat penyebaran tumor. Penentuan stadium dan klasifikasi kanker yang baik memungkinkan ahli klinis menentukan terapi yang tepat untuk pasien yang bersangkutan, lebih tepat dalam mengevaluasi hasil terapi dan membandingkan statistik yang dilaporkan dari berbagai institut yang ada.
            Sistem TMN digunakan secara luas terutama pada tumor padat. T = menyatakan ukuran tumor primer, N = menyatakan keterlibatan kelenjar regional, dan M= menyatakan matastase jauh.
1.      Kankaer Payudara Dan Leher
Dapat timbul pada segala membran pembatas rongga oral faring (nasoparing, orofaring, hipoparing) laring dan sinus paranasal.
            Dimulai dengan riwayat medis yang dapat memperkirakan adanya penyakit lokal tertentu (misalnya rasa sakit pada waktu menelan, suara parau, disfagia atau massa pada lefter).
2.      Kanker Paru-Paru
Penentuan stadium penanganan hanya dilakukan apabila telah didapatkan  diagnosa histologis.
#      Sitologi sputum harus dilakukan pada semua pasien yang diperkirakan menderita kanker paru-paru, tes ini positif pada lebih dari 90% pasien kanker paru-paru pada salah satu stadium perjalanan klinisnya. Paru-paru pada salah satu stadium perjalanan klinisnya, pada suatu penelitian dikethui bahwa hanya seperti tiga spesimen sputum tak terinduksi, mengandung materi dari bawah laring dan hanya 20% dari kanker yang terdeteksi secara sitologis teriolintifikasi tanp[a induksi.
#      Bronkoskopi fiberoptik fleksibel secara langsung menampilkan 59-74% dari lesio tumor, dan biospi dan penyakitan hasilnya positif pada 89-95%.
#      sitologi aspirasi jarum halus stranstorakis memastikan diagnosa akhir pada 91% pasien dengan perbandingan 2,9% positif palsu dan 0,23% negatif palsu , sering terjadi komplikasi dengan 27% kasus pneumotoraks 14% diantaranya harus di tangani tuba dada.
#      Evaluasi Penentian Stadium Ada Empat Subtive Histologis UtamaDari Kanker Paru-Paru:
1.         Kasinoma skuamosa (30%)
2.         Adeno karsinoma (30%)
3.         Kasinoma usus besar (15%)
4.         Kasinoma sel kecil (25%)
Untuk penentuan stadium tumor-tumor ini di kelompokan lagi kedalam kelas sel kecil dan kedalam sel tidak kecil.
3.      Kanker Payudara
Kalau teraba atau terbukti secara mammo grafik adanya suatu massa, maka diagnosa utama dibuat menggunakan pemeriksaan patologis dari jaringan terpiksasi yang diangkat sebagai inti dengan jarum biopsi atau sebagai biopsi eksisional.
#      Reseptor Hormon
Karena penanganan kasinoma payudara saat ini mencakup juga terapi agen-agen hormonal, maka kini telah ditemukan sarana pengukur protein reseptor estrogen pada jaringan kanker payudara, pasien yang positif ternyata masa bebasnya lebih lama.
#      Reseptor Progesteron ( PR )
Paling sering ditemukan pada tumor ER positif, tumor ER dan PR positif memiliki tingkat respon tertinggi terhadap terapi hormonal.
#      Penentuan Stadium Kanker Payudara
Dipercaya bahwa kanker payudara menyebar dengan cara yang teratur dari dada menuju kelenjar limfe regional, dan dari sana baru menyebar ke orang-orang lain yang berjauhan, dan penyebaran ini dianggap berlangsung setelah beberapa bulan sampai beberapa tahun dengan tumor tumbuh terbatas hanya di dada saja.
4.      Keganasan Genekologi
Pada saat membuat diagnosa keganasan ginekologi amnesia yang cermat harus mencakup riwayat keluarga, riwayat haid, riwayat abstetri, hasil tes pap terakhir, pendarahan post menopause dan nyeri pelvis. Pemeriksaan pelvis harus dilakukan oleh pemeriksa tang berpengalaman, dan biopsi yang meyakinkan. Pemeriksaan laboratorium harus mencakup sedikitnya tes fungsi hati dan ginjal, hitung sel darah, ront gent dada halus dilakukan pada semua pasien.

5.      Kanker Prostat
Merupakan tumor yang paling umum diantara pria lanjut usia di Amerika Serikat dan kasus ini ditemukan sampai 50% pada otopsi kelompok yang lebih tua. Meskipun sebagian besar tumor prostat merupakan adenokasi noma, tapi perilaku biologisnya berbeda jauh satu dengan yang lain. Pola las dari penyakit metastatis kanker prostat mencakup invasi lokal. Terlibatnya kelenjar limfe regional pada pelvis dan rantai para aortik dan penyebaran sampai ke tulang. Penyebaran viseral (seperti ke paru-paru atau hati).
6.      Kasinomal Ginjal
Penyakit yang merupakan penyakit ganas agresif yang menyebar ke seluruh tubuh 33% dari pasien pada saat diagnosa dibuat,  menyebar melalui getah bening dan hematogen, paling sering menuju paru-paru kelenjar limfe, hati, tulang dan kelenjar adrenal.
7.      Kanker Kandung Kemih
Mencakup urinalisasi sitologi urine, penelitian fungsi hati dan ginjal. Dan ront gen dada serta pielografi IV harus dilakukan SKAN TULANG untuk mengatasi rasa sakit. Pasien harus menjalani sistoskopi di ruang bedah dengan peneletian dan biopsi yang memadai serta pemeriksaan bimanual, temasuk palpasi rektal.
Yang paling sering digunakan adalah sistem PENENTUAN STADIUM JEWETT MARSHALL:
Stadium:
O         : Karsinoma In Situ
A         : Menyerang Sub Mukosa
B1        : Menyerang Otot Supervisial
B2        : Menyerang Otot Protunda
C         : Tumor Meluas Melalui Dinding Kandung Kemih
D1          : Meluas ke Organ-organ Pelvis
D2          : Metastase Jauh
BAB III
TEHNIK PENGUMPULAN DATA


A.      PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA DASAR
v  Rekomendasi Skrining Masyarakat Kanker
1.    Kanker Payudara
·     Pemeriksaan sendiri
Setiap 6 bulan sekali bagi semua wanita > 20 tahun
·     Pemeriksaan Klinis
Setiap 3 tahun sekali untuk usia 20 – 40 setahun sekali untuk usia > 40.
2.    Kanker Kolorektal
·     Pemeriksaan rektal digital
Setiap sekali pada usia > 40 tahun
·     Darah sama pada feses
Setiap tahun sekali pada usia > 50  tahun.
3.    Kanker Serviks
·     Pap Smear
Semua wanita yang dipandang dari segi seks cukup aktif atau telah mencapai usia 18 tahun harus menjadi tes pap dan pemeriksaan pelvis pertahun sekali.



BAB IV
PEMBAHASAN

            Pada bab ini akan dibahas tentang pengumpulan data dan analisa data dasar. Pembahasan ini disusun berdasarkan teori dan alasan-alasan yang nyata pada tahap pengumpulan data ini penulis tidak menemui masalah-masalah yang berarti, baik dari pasien ataupun keluarga sehingga mempermudah dalam pengumpulan data.
            Pada kanker payudara ini dilakukan pemeriksaan sendiri setiap 6 bulan sekali bagi setiap wanita > 20 tahun. Adapun pemeriksaan klinis yaitu pemeriksaan yang dilakukan setiap 3 tahun sekali untuk usia 20 – 40 setahun sekali untuk usia diatas 40, sedangkan kanker kolorektal dilakukan pemeriksaan rektal digital setiap tahun sekali pada usia di atas 40 tahun, dan darah samar pada feses dilakukan setiap tahun sekali pada usia diatas 50 tahun.
            Pada kanker serkvis PAP SMEAR smua wanita dipandang dari segi seks cukup atau aktif atau telah mencapai usia 18 tahun harus menjadi tes PAP dan pemeriksaan felvis per tahun sekali.



BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Skrining kanker adalah sebagai tanda aplikasi teks-teks yang tidak mahal dan sederhana terhadap kelompok luas masyarakat untuk menentukan dini kanker, tujuannya adalah mengurangi morbilitas dan martalitas dengan deteksi dan terapi.
B.       Saran
Diharapkan setiap institusi pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan metode pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan dalam memecahkan setiap masalah.



DAFTAR PUSTAKA

-       Cunning Ham, Mc Donald, 1995, Obstetri Williams, ed 17, Penerbit Buku Kedokteran Egc J AKARTA.
-       Sylvia Verralls 2003, Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Keperawatan, EGC Jakarta.
-       Skach, William, dkk 1996 Penentuan Terapi Medis, Jakarta EGC.


******************************************************************


 

0 komentar :

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda Disini